Selasa, 03 November 2009

Peraturan Baris Berbaris

SEJARAH
Berbaris pertama kali dikenal pada jaman Kekaisaran Romawi pada saat Kaisarnya Julius Caesar, dengan maksud agar pasukan yang berada dibawah kekuasaannya mempunyai rasa tanggung jawab, disiplin yang tinggi dengan melihat hasil lahir, yaitu Kerapihan, Kekompakan dan kesigapan.

PENGERTIAN
Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik guna menanamkan didiplin, patriotisme, tanggung jawab serta membentuk sikap lahir dan bathin yang diarahkan pada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
Sikap lahir yang diperoleh:
 Ketegaran Keseragaman
 Ketangkasan Kesigapan
 Kelincahan Keindahan
 Kerapihan Ketanggapan
 Ketertiban Kewajaran tenaga
 Kehidmatan Kesopanan
 Kekompakan Ketelitian

Sikap bathin yang diperoleh:
 Ketenangan Keberanian
 Ketaatan Kekuatan
 Keikhlasan Keadaran
 Kesetiakawanan Konsentrasi
 Kebersamaan Kebiasaan
 Persaudaraan Berani berkorban
 Keyakinan Persyaratan

MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud: Sebagai pendidikan / latihan awal bela Negara, sesuai dengan hak dan kewajiban warga Negara Indonesia seperti yang tercantum dalam UUD ‘45

Tujuan: Menumbuhkan disiplin, mempertebal rasa dan semangat kebangsaan dan patriotisme yang tinggi sehingga tercipta rasa tanggung jawab yang tinggi pula atau menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas, rasa persatuan, didiplin dengan senantiasa dapat mengutamakan kepentingan individu secara tidak langsung menanamkan rasa tanggung jawab.

INGAT…!!! Pelatihan Inti PBB
1. Sikap dan penampilan
2. Hentakan kaki
3. Patah-patah
4. Rata-rata air
5. Irama langkah
6. Kewajaran tenaga
7. Konsentrasi.

PENGELOMPOKAN PBB
1.PBB I
SIKAP SEMPURNA
Aba – aba: SIAP = GERAK
Pandangan lurus kedepan ( pandangan satu titik ), badan tegap
Dagu ditarik kearah dalam. Bahu ditarik kebelakang, dada dibusungkan, tarik nafas dalam-dalam lalu lepaskan perlahan-lahan tanpa menurunkan dada, tidak begitu terlihat.
Telapak tangan digenggam dan tempelkan dikiri dan dikanan jahitan celana / rok, ibu jari menghadap kedepan, lipatan tangan menghadap kedalam, lengan rapat pada badan.
Tumit dirapatkan, ujung jari kaki dibuka 1 kepal, sudut ± 45º, berat badan dibagi atas kedua kaki.

ISTIRAHAT DI TEMPAT
Aba – aba: ISTIRAHAT – DI – TEMPAT = GERAK
Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ) atau selebar bahu ( lurus dan seimbang ).
Posisi badan dari pinggang ke atas sama dengan sikap sempurna, kecuali tangan.
Tangan kanan dikepal, pergelangannya dipegang erat oleh tangan kiri, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri. Simpan tepat di ikat pinggang belakang.
Bila ada yang memberi aba-aba PERHATIAN atau mengucapkan SALAM, pasukan sikap sempurna kemudian berteriak SIAP atau MEMBALAS SALAM, kemudian memperhatikan pada yang berbicara didepan.
Bila yang berbicara didepan telah selesai, dan memberi aba-aba PERHATIAN SELESAI atau mengucapkan SALAM, pasukan sikap sempurna tanpa berteriak SIAP tapi untuk salam harus MEMBALAS SALAM-nya, kemudian istirahat ditempat kembali.
Bila pasukan masih dalam keadaan sikap sempurna, kemudian akan ada amanat yang diberikan oleh pelatih / senior / Pejabat Upacara, maka istirahat dilakukan atas aba-aba UNTUK PERHATIAN - ISTIRAHAT – DI – TEMPAT = GERAK. Gerakannya sama seperti biasanya, hanya saja pandangan lansung melihat kerah orang yang memberikan amanat.
ISTIRAHAT MERDEKA, inti gerakannya sama hanya lebih santai, hanya saja posisi tangan tidak disimpan diatas ikat pinggang, tetapi boleh lebih kebawah.

HORMAT
Aba – aba HORMAT = GERAK
Posisi badan dari pinggang ketas sama dengan sikap sempurna, kecuali tangan kanan.
Telapak tangan kanan dibuka dan harus rata, bila dilihat dari depan harus terlihat satu garis.
Temepelkan jari tengah diujung luar alis kanan ( tanpa merubah posisi bahu sikut ). Demikian pula bila memakai topi jari tengah harus menempel ke lidah topi.
Prosenya: rentangkan tangan kekanan 90º kedepan 15º
Aba – aba kembali kesikap sempurna : TEGAK = GERAK.

BERKUMPUL
Memanggil seorang penjuru
Jalu sebagai penjuru,…..
Yang dipanggil mengambil sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yang memanggil, selanjutnya mengucapkan: “ Siap Jalu sebagai penjuru “.
Saat seseorang dipanggil, anngota pasukan yang lain dalam keadaan sikap sempurna dan menghadap penuh kepada yang memberi aba – aba.
Penjuru berlari kearah yang memanggil dan berdiri didepannya kira – kira 4 langkah.
Memanggil anggota yang lain dengan aba – aba:
BERSHAF KUMPUL = MULAI
BERBANJAR KUMPUL = MULAI
Hitungan 1: Mengangkat dua tangan ( digenggam ), disimpan diikat pinggang depan.
Hitungan 2: Semuanya berlari dengan langkah pertama kaki kiri dihentakan sambil berteriak menyebut nama Korps-nya ( Semeru Panca Songo ).
Saat memanggil berkata LURUSKAN pada penjuru, langsung diucapkan kembali dengan suara lantang.
Ketika anggota pasukan berlari menuju sampan kiri penjuru dan / atau belakang penjuru, maka penjuru mengucapkan: “ LURUSKAN II “. Selanjutnya anggota lainnya ( kecuali penjuru ) berbaris bershaf / atau belakang penjuru yang sudah ditentukan. Secara berturut-turut meluruskan diri dengan mengangkat lengan tangan kanan kesamping kanan, tangan kanan digenggam, punggung tangan menghadap keatas. Kepala dipalingkan kekanan hingga dapat melihat dada orang-orang yang disebelah kanannya sampai kepenjuru. Tangan kanan menyentuh bahu kiri dari orang yang disebelah kanannya. Banjar yang paling kanan mengangkat lengan kanannya kedepan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepal.
Bila bershaf, Penjuru depan paling kanan melihat kekiri setelah barisan terlihat lurus maka penjuru mengucapkan “LURUS”, pada saat mengucapkannya penjuru melihat kedepan, anggota yang lainnya serentak menurunkan lengan kanan, melihat kedepan dan kembali sikap sempurna.
Bila berbanjar yang kanan berteriak LURUS penjuru kanan paling belakang.

BUBAR JALAN
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna
Aba – aba: BUBAR = JALAN
Yang akan dibubarkan menghormat dan melihat kearah pemberi aba –aba, kemudian dibalas.
Yang membubarkan tegak.
Proses selanjutnya: Hit 1 : Yang dibubarkan tegak
Hit 2-4 : Proses balik kanan
Hit 5-6: Diam sejenak / sikap sempurna
Hit 7 : Melangkah kaki kiri sambil dihentakan dan berteriak “ Semeru Panca Songo / SPS “
PERIKSA KERAPIHAN
Terbagi atas dua bagian, yaitu periksa kerapihan yang dinamakan Eksersisi dan Drill.
Periksa kerapihan yang eksersisi
Dilaksanankan dalam posisi istirahat ditempat.
Aba – aba PERIKSA KERAPIHAN = MULAI
( aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna, aba-aba pelaksanaan pasukan melakukan gerakan ).
Gerakannya pada hitungan:
1-1 Badan masih sikap sempurna
1-2 Membukukkan badan dengan tangan menyentuh pada tali sepatu sebelah kanan.
Gerakan selanjutnya adalah
Hitungan satu, tangan berpindah dari bagian awal kebagian yang akan diperiksa.
Hitungan kedua, tangan memeriksa bagian yang telah dipegang.
Posisi jari tangan kanan berada diatas jari tangan kiri:
1,2 -2 Memeriksa tali sepatu kaki kanan
1,2 -3 Memeriksa tali sepatu kaki kiri
1,2 -4 Memeriksa kaus kaki kaki kanan
1,2 -5 Memeriksa kaus kaki kaki kiri
1,2 -6 Memeriksa ikat pinggang ( tangan digenggam )
1,2 -7 Mengangkat badan kembali tegak, tangan tetap memegang ikat pinggang bagian depan.
1,2 -8 Memeriksa handuk dibelakang / bagian belakang baju dengan telapak tangan terbuka.
1,2 -9 Memeriksa plat nama didada kanan dengan kepala ditengokkan melihat plat nama ( dada kanan ).
1,2-10 Memeriksa dada bagian kiri, kepala ditengokkan melihatnya.
1,2-11 Memeriksa pundak sebelah kanan ( epolet )
1,2-12 Memeriksa pundak sebelah kiri ( epolet )
1,2-13 Kedua tangan memegang lidah topi bagian samping kemudian menyusur kedepan.
1 -14 Hitungan penutup langsung sikap sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat
Periksa kerapihan yang Drill
Dilaksanankan dalam posisi istirahat ditempat
Aba-aba: KERAPIHAN = MULAI
Aba-aba peringatan pasukan langsung sikap sempurna
Aba-aba pelaksanaan pasukan melakukan gerakan.
Pasukan langsung memeriksa sambil merapihkan bagian-bagian pakaian maupun sepatu.
Gerakan dimulai dari bawah ( sepatu ) dan berakhir diatas kepala ( topi / rambut ).


2.PBB II
LARI MAJU
Aba-aba: LARI MAJU = JALAN
Aba-aba perinagatan, LARI MAJU = tangan dikepalkan dengan lemas, diangkat dan diletakkan diikat pinggang sebelah depan, punggung tangan menghadap keluar kedua sikut sedikit kebelakang.
Aba-aba pelaksanaan JALAN, menghentakkan kaki kiri sambil berteriak nama SPS, lalu berlari dengan langkah yang bersama-sama, telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilengang secara tidak kaku.
Aba-aba HENTI = GERAK, pasukan berhenti pada hitungan ke-7, hitungan ke-6 kaki berhenti berlari dan tumit rapat, hitungan ke-7 dua tangan diturunkan.
LENCANG DEPAN
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Aba-aba: LENCANG DEPAN = GERAK
Penjuru tetap sikap sempurna
Banjar paling kanan meluruskan dengan mengangkat tangannya kedepan ( digenggam ) kira-kira satu lengan dua kepal dari bahu belakang teman didepannya
Shaf terdepan lencang / setengah lengan lencang kanan
Yang me – LURUS – kan banjar paling kiri shaf terdepan
Pandangan lurus kedepan, kecuali shaf terdepan menengok kearah penjuru.
Aba-aba kembali ke sikap sempurna: TEGAK = GERAK
SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf
Aba-aba: SETENGAH LENGAN LENCANG KANAN / KI = GERAK. Pinggang dengan sikut menyentuh lengan orang yang diri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, telapak tangan dibuka, ibu jari disebelah belakang, empat jari lainnya rapat disebelah depan
Bersamaan degan itu kepala dipalingkan kekanan / ki, kecuali penjuru ( tetap diam ) Shaf kedua dan 3 menegokkan kerah penjuru 15.
Banjar paling kanan / ki lencang depan ( menggunakan tangan kanan ), bila telah lurus berteriak LURUS!! Oleh orang paling belakang.
Pergeseran kekanan / ki bergerak cepat ( biasa ), diutamakan kecepatannya. Kalau jarak pergeserannya jauh, maka orang tersebut dapat hadap kanan / kid dan melakukan gerakan seperti diatas ( drill )
Dalam variasi pergeseran kekanan / ki bergerak teratur, penjuru diam, orang disampingnya bergeser 2 (dua) langkah, seterusnya kelipatan 2 (dua). ( eksersisi )
Aba-aba kembali ke sikap sempurna TEGAK = GERAK
Apabila pasukan akan berjalan, maka harus diberikan dulu abab-aba LENCANG KANAN / KI = GERAK
LENCANG KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan sikap sempurna, bentuk bershaf.
Aba-aba: LENCANG KANAN / KI = GERAK
Tangan kanan / kiri digenggam lalu direntangkan dan ditempelkan dibahu rekan disampingnya, ibu jari menghadap kedepan, punggung tangan menghadap keatas.
Bersamaan dengan itu kepala dipalingkan kekanan / kiri kecuali penjuru (tetap diam). Shaf ke 2 dan 3 menengokkan kepalanya kearah penjuru 45.
Masing-masing meluruskan diri, jarak tangan bila kurang diambil dari belakang, tidak ditonjok.
Banjar paling kanan / ki lencang depan ( menggunakkan tangan kanan ), bila telah lurus teriak LURUS !! oleh orang paling belakang.
Pergeseran kekanan / ki bergerak cepat ( biasa ), diutamakan kecepatannya ( drill )
Dalam variasi pergeseran kekanan / k bergerak teratur, penjuru diam, orang disampingnya bergeser 2 langkah, seterusnya kelipatan 2 ( eksersisi )
Aba-aba kembali kesikap sempurna TEGAK = GERAK.


BERHITUNG
Pasukan dapat dalam bentuk bershaf atau berbanjar.
Aba-aba: HITUNG = MULAI
Ketika aba-aba peringatan HITUNG, bila bershaf maka shaf terdepan menengokkan kepalanya ke kanan, bila berbanjar maka pandangan tetap lurus kedepan.
Ketika aba-aba pelaksanaan MULAI, penjuru mulai berhitung, bila bershaf berturut-turut tiap pasukan mulai dari penjuru kanan menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka kembali kedepan. Bila berbanjar maka mulai dari penjuru kanan depan berturut-turut kebelakang menyebutkan nomornya masing-masing.
Bila tidak ada tempat yang kosong, penjuru belakang sebelah kiri berteriak LENGKAP, jika tidak lengkap teriakkan jumlah kekurangannya, misal KURANG DUA.
Penyebutan nomor harus diucapkan penuh: sebelas bukan satu-satu atau dua puluh empat bukan dua empat.

LEPAS / KENAKAN TOPI
Dilaksanakan dalam posisi pasukan istirahat ditempat.
Aba-aba peringatan LEPAS TOPI, pasukan langsung sikap sempurna.
Aba-aba pelaksanaan MULAI, pasukan melakukan gerakan. Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir ( penutup ).
1. Kedua tangan memegang lidah topi.
2. Topi diangkat sedikit diatas kepala.
3. Pindahkan topi kedepan dada.
4. Pindahkan topi kesebelah kiri, lidah topi dipegang tangan kiri menggenggam keatas, posisinya siku-siku, sikut rapat ke pinggang, tangan kanan mengantar. Hitungan 1 ( penutup ) langsung sikap sempurna.
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat.
Aba-aba KENAKAN TOPI, pasukan sikap sempurna.
Aba-aba MULAI, pasukan melakukan gerakan. Gerakan selalu dihitungan kedua, kecuali hitungan terakhir ( penutup ).
1. Tangan kanan memegang lidah topi
2. Pindahkan topi kedepan dada dengan tangan kanan dan kiri memegang lidah topi
3. Topi dibalik
4. Topi ditempelkan diatas kepala dengan tangan kenan memegang lidah topi dan tangan kiri memegang bagian belakang topi.
5. Topi dimasukkan ke kepala. Hitungan 1 ( penutup ) langsung sikap sempurna
Aba-aba SELESAI pasukan kembali istirahat ditempat..

SIKAP DUDUK SIAP & ISTIRAHAT
Aba-aba: DUDUK SIAP = GERAK
Saat duduk dikursi, badan tegak sikap sempurna, tumit rapat, punggung tidak bersandar, dua tangan digenggam simpan diatas paha, punggung tangan menghadap keatas.
Saat duduk dilantai putra SILA, badan tegak, tangan digenggam, lengan bagian bawah menempel pada lutut. Putri dalam posisi EMOK, tangan digenggam simpan diatas paha, badan tegak.
Aba-aba ISTIRAHAT DI TEMPAT = GERAK, badan tidak terlalu tegak ( santai ).
Pasukan dapat mengucapkan TERIMA KASIH, dengan catatan suasananya sedang santai, tidak terlalu resmi ataupun sedang dalam latihan.
Sedangkan dalam suasana resmi, seperti dalm upacara pasukan tidak perlu mengucapkan TERIMA KASIH.

ATURAN MENGHADAP, KELUAR MASUK BARISAN, BERTANYA dan MENJAWAB.
ATURAN KELUAR BARISAN
1.Untuk shaf terdepan tidak perlu balik kanan, tetapi langsung menuju kearah memanggil.
2.Bila bershaf, maka untuk shaf paling belakang, selanjutnya memilih jalan terdekat menuju kearah yang memanggil.
3.Bila berbanjar, maka untuk shaf tengah dan belakang melakukan balik kanan kemudian melalui belakang shaf sendiri terus memilih jalan terdekat menuju kearah yang memanggil.
4.Bagi orang yang berada di banjar kanan/kiri tanpa balik kanan langsung menuju kearah yang memanggil.
5.Apabila salah seorang dalam barisan akan meninggalkan barisan, maka terlebih dahulu harus mengambil sikap sempurna dan minta ijin kepada yang didepan dengan cara mengangkat tangan kananya ketas penuh, tangan dibuka, jari-jari dirapatkan.
6.Contoh, siswa yang akan meninggalkan barisan mengangkat tangan,
Pelatihnya bertanya : Ada apa?
Siswa menjawab : Ke belakang
Pelatih memutuskan : Baik, lima menit kembali! ( disesuaikan )
Siswa yang meninggalkan barisan mengulangi: “ Lima menit kembali “, setelah mendapat ijin, kemudian dia menuju tempat sesuai kepeluannya.

ATURAN MASUK BARISAN
1.Bila keperluan siswa telah selesai, maka siswa tersebut menghadap ± 6 (enam) langkah didepan komandan / orang yang sedang memberikan aba-aba/materi.
2.Tanpa mengormat terlebih dahulu, langsung laporan sebagai berikut (misalnya): “ lapor, kebelakang selesai, laporan selesai”.
3.Komandan / pemberi materi, memberikan perintah “ masuk barisan “.
4.Siswa tersebut mengulangi perintah tersebut, kemudian menghormat, balik kanan dan kembali kebarisannya pada kedudukan semula. Bila tidak ada tempat kosong dalam barisan, maka tunggulah sampai aba-aba lencang kanan/kiri atau setengah lencang kanan/kiri kemudian siswa tersebut masuk kebarisan.

ATURAN BERTANYA & TAMPIL KEDEPAN
1.Apabila siswa dipanggil komandan / pemberi aba-aba sedang dalam barisan: “ Siswa Jalu tampil kedepan “.
2.Siswa mengucapkan “ Siap, siswa Jalu tampil kedepan “.
3.Siswa tersebut kemudian keluar barisan (sesuai tata cara) dan menghadap ± 6 langkah didepan yang memanggil.
4.Kemudian mengucapkan kata-kata: “ Siap menghadap “ selanjutnya menunggu perintah.
5.Setelah mendapat perintah, maka siswa tersebut mengulangi perintah tadi, misal, Pelatih : “ jelaskan lambang SPS “ Siswa: “ jelaskan lambang SPS “ selanujutnya melaksanakan perintah tersebut.
6.Bila telah selesai, siswa tsb menghadap ke yang memanggil dan mengucapkan dengan kata-kata: “ menjelaskan lambang SPS telah dilaksanakan, laporan selesai”.
7.Setelah mendapat perintah : “ kembali ketempat “, siswa tsb mengulangi perintah kemudian mengormat dan kembali ketempat semula dibarisannya.
8.Apabila ada siswa ada yang berkeinginan tampil kedepan, misalnya untuk menerangkan sesuatu, maka siswa tsb mengacungkan tangannya agar terlihat oleh peltih / komandan, dan mengucapkan kata-kata : ijin tampil kedepan “ setelah dipersilahkan maka siswa tsb segera tampil kedepan.

3.PBB III
HADAP KANAN / KIRI
Aba-aba pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna.
Aba-aba: HADAP KANAN / KIRI = GERAK
Prosesnya:
1.Kaki kiri / kana diajukan melintang didepan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kiri / kanan berada diujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah kekaki kanan / kiri
2.Tumit kaki kanan / kiri dengan badan diputar kekanan / kiri 90º.
3.Menutup rapat kaki kiri / kanan kembali sikap sempurna.
HADAP SERONG KANAN / KIRI
Aba-aba: HADAP SERONG KANAN / KIRI = GERAK
Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna.
Prosesnya:
1.Menggeser kaki kanan / kiri kedepan sedikit ( kedua kaki sejajar ).
2.Memutarkan bahu ke kanan / kiri 45º dengan tenaga
3.Menutup rapat kaki kanan / kiri kembali ke sikap sempurna
BALIK KANAN
Aba-aba: BALIK KANAN = GERAK
Pelaksanaannya dalam posisi sikap sempurna
Prosesnya:
1.Menggeser kaki kiri kedepan kaki kanan ( seperti huruf T ), diajukan lebih melintang ( lebih dalam dari pada hadap kanan ).
2.Memutarkan bahu ke belakakang 180º dengan tenaga / bantingan.
3.Menutup rapat kaki kiri kembali ke sikap sempurna.

JALAN DITEMPAT
Aba-aba: JALAN DITEMPAT = GERAK
Posisi badan dari pinggang ke atas + tangan sama dengan sikap sempuna. Tangan digenggam, rapat kebadan, lurus, tidak bergoyang, bahu tidak turun naik.
Gerakan dimulai dengan kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat sehingga rata-rata air ( horizontal ), mengangkat kaki bergantian 90º, ujung kaki menuju kebawah.
Tempo langkah sesuai dengan tempo langkah biasa.


1.PBB IV
LANGKAH KEDEPAN, KANAN, KIRI, BELAKANG
Maksimal 4 ( empat ) langkah
Tangan diam tidak dilenggang / tidak digerakkan
LANGKAH KEDEPAN ( bergeser kedepan seperti langkah tegap, dihentakkan )
LANGKAH KE KANAN/ KIRI ( bergeser kekanan / kiri selebar bahu, kaki dibuka-ditutup-dibuka-ditutup dst )
LANGKAH KE BELAKANG ( bergeser kebelakang kaki tidak dicangkul, wajar saja )

LANGKAH TEGAP, BIASA, MERDEKA, GANTI
LANGKAH TEGAP
Dari sikap sempurna
1.Aba-aba: LANGKAH TEGAP MAJU = JALAN
2.Berjalan dengan menghentakkan kaki. Kaki pertama melangkah adalah kaki kiri, telapak kaki lurus dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh diangkat tinggi. Saat kaki sampai ditanah, ayunan tangan sejajar bahu / rata-rata air.
3.Tangan digenggam, diayun kedepan sebatas bahu atau ± 90º dan kebelakang 30º, diberi tenaga, ibu jari menghadap keatas, punggung tangan menghadap kesamping luar.
Dari langkah biasa
1.Aba-aba: LANGKAH TEGAP = JALAN
2.Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh ditanah.
3.Kemudian ditambah satu langkah
4.Langkah selanjutnya mulai berjalan langkah tegap.
5.Aba-aba kembali kelangkah biasa: LANGKAH BIASA = JALAN, diberikan pada waktu kaki kiri / kanan jatuh ditanah, ditambah satu, kemudian berjalan dengan langkah biasa, langkah pertama dihentakkan.

LANGKAH BIASA
Dari diam kejalan
1.Aba-aba: MAJU = JALAN
2.Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan kedepan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 20cm, dihentakkan, lenggangan tangan kanan 90º dan tangan kiri 30º
3.Selanjutnya berjalan biasa tanpa suara, tangan masih digenggam diberi tenaga. Lenggangan tangan kedepan ± 45º, kebelakang 30º, punggung ibu jari menghadap keatas, punggung tangan keluar.

Dari jalan kejalan
1.Aba-aba: LANGKAH BIASA = JALAN
2.Cara melangkahkan kaki pertama tumit diletakkan ditanah selanjutnya seluruh kaki.
3.Maksudnya pergantian dari langkah tegap / langkah merdeka ke langkah biasa, aturannya lainnya sama.

LANGKAH MERDEKA
Aba-aba: LANGKAH MERDEKA = JALAN
Berjalan seperti biasa, tidak diwajibkan langkahnya sama ( tetapi ingat akan keindahannya ), asalkan masih tetap dalam barisan.
Pasukan boleh bicara / ngobrol.

LANGKAH PERLAHAN
Dari sikap sempurna
1.Aba-aba: LANGKAH PERLAHAN MAJU = JALAN
2.Kaki kiri dilangkahkan kedepan, setelah kaki kiri menapak ke tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik kedepan dan ditahan sebentar disebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditapakkan didepan kaki kiri
3.Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Dari berjalan
1.Aba-aba: LANGKAH PERLAHAN = JALAN, diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah kemudian ditambah satu langkah, gerakkan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
2.Tapak kaki tidak dihentakkan ke tanah ( agar lebih khidmat ).
Berhenti dari langkah perlahan
1.Aba-aba HENTI = GERAK
2.Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh ditanah lalu ditambahkan satu langkah. Selanjutnya Kaki kanan / kiri menutup menurut irama langkah biasa / dengan tempo yang sama langkah biasa.
3.Kemudian mengambil sikap sempurna.

GANTI LANGKAH
Aba-aba: GANTI LANGKAH = JALAN
Gerakan dapat dilakukan pada langkah tegap / biasa.
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah lalu ditambahkan satu langkah.
Sesudah itu ujung kaki kanan / kiri yang sedang dibelakang dirapatkan pada tumit kaki sebelahnya. Bersamaan dengan itu lengang tangan dihentikan tanpa dirapatkan kebadan.
Selanjutnya sesuaikan dengan langkah baru yang disamakan.
Bila ayunan tangan salah, maka caranya diam duli sebentar tanpa dirapatkan kebadan, kemudian lihat / lirik dan betulkan.

HORMAT KANAN
Aba-aba: HORMAT KANAN = GERAK
Pasukan dalam keadaan langkah tegap dan berbanjar
Aba-aba GERAK-nya jatuh pada kaki kanan. Saat langkah kaki kiri setelah GERAK tadi, langsung tangan kanan diangkat melakukan hormat. Pada langkah berikutnya ( kaki kanan jatuh ditanah ) kepala dopalingkan dan pandangan mata diarahkan kepada yang diberi hormat sampai 45º, hingga aba-aba TEGAK GERAK. Bagi banjar paling kanan hormat lurus kedepan. Banjar lainnya menengokkan kepalanya ke kanan. Tangan kiri tidak di lenggang.
Aba-aba: TEGAK = GERAK, jatuh pada waktu kaki kanan menapak ketanah. Saat langkah kiri setelah GERAK tadi, kepala dan pandangan mata kembali menengok lurus kedepan. Langkah berikutnya ( kaki kanan jatuh ke tanah ) tangan kanan langsung dilenggang kebelakang, tangan kiri dilenggang kedepan ( langsung langkah tegap ).
4.PBB V
KOMBINASI JALAN DITEMPAT
DARI DIAM KE JALAN DI TEMPAT
1.Hadap kanan / kiri
Aba-aba: HADAP KA/KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Hit 1-2 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 3 Langsung diangkat melakukan jalan ditempat
2.Hadap serong ka / ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI JALAN DITEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas tetapi hadap serong ka / ki
3.Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas tetapi balik kanan.

DARI JALAN DI TEMPAT KE DIAM
1.Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI HENTI = GERAK
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-4 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Bila GERAK-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
2.Hadap serong ka / ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI HENTI = GERAK
Prosenya sama dengan diatas
3.Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN HENTI = GERAK
Prosesnya sama dengan diatas
SAAT JALAN DITEMPAT
1.Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI = GERAK
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung diangkat
Bila GERAK – nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali
2.Hadap serong ka / ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI = GERAK
Prosesnya sama dengan diatas
3.Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN = GERAK
Prosenya sama dengan diatas.

DARI JALAN DITEMPAT KE BERJALAN
1.Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih diangkat ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosesnya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung di langkahkan, tangan di lenggang. Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah jalan ditempat dan hitungannya satu kali.
2.Hadap serong ka / ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Prosesnya sama dengan diatas.
3.Balik ka / ki
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Prosesnya sama dengan diatas

DARI BERJALAN KE JALAN DI TEMPAT.
1.Hadap ka / ki
Aba-aba: HADAP KA / KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hitungan setelah aba-aba )
Hit 2-3 Prosenya hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung diangkat
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungannya satu kali.
2.Hadap serong ka / ki
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas
3.Balik kanan
Aba-aba: BALIK KANAN JALAN DI TEMPAT = GERAK
Prosesnya seperti diatas

KOMBINASI HADAP KANAN / KIRI
DIAM KE JALAN
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses hadap ka / ki biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
JALAN KE JALAN
Aba-aba: HADAP KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungannya satu kali.



KOMBINASI HADAP SERONG KANAN / KIRI
DIAM KE JALAN
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses hadap serong ka / ki biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
JALAN KE JALAN
Aba-aba: HADAP SERONG KA / KI MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses hadap ka / ki biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungannya satu kali.

KOMBINASI BALIK KANAN
DIAM KE JALAN
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Hit 1-2 Proses balik kanan biasa
Hit 3 Kaki langsung dilangkahkan, tangan dilenggang
JALAN KE JALAN
Aba-aba: BALIK KANAN MAJU = JALAN
Hit 1 Kaki masih melangkah ( hit setelah aba-aba )
Hit 2-3 Proses balik kanan biasa
Hit 4 Kaki langsung dilangkahkan kembali
Bila JALAN-nya jatuh pada kaki yang sama dengan aba-aba, tambah langkah kaki dan hitungannya satu kali.





6. PBB VI
BELOK KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Dari diam ke jalan
Aba-aba; BELOK KA / KI MAJU = JALAN
Aba-aba JALAN sipenjuru langsung jalan ditempat sambil mengarah kekanan / kiri secara perlahan.
Rekan dibelakangnya ( banjar paling dalam / banjar ke 1 ) jalan ditempat sambil merapat keddepan
Hitungannya setelah aba-aba
Hit 1-6 Jalan ditempat
Hit 7 Melangkah ke kanan / kiri
Shaf berikutnya ditambah 2 ( dua ) dari rekan didepannya
Banjar ke dua melangkahkan kaki biasa
Banjar ke tiga ( paling luar ) melangkahkan kaki biasa dengan langkah diperlebar.
Pergerakan belok kanan / kiri ini seperti daun pintu.

Dari jalan ke jalan
Aba-aba: BELOK KANAN / KIRI = JALAN
Aba-aba pelaksanaan dijatuh pada saat kaki ka / ki jatuh ditanah, setelah ditambah satu langkah, penjuru mulai jalan ditempat dan berbutar 90º ke ka / ki.
Bila aba-aba jatuh dikaki kiri, maka hitungannya 6, bila jatuh dikaki kanan hitungannya 7 dengan cara langsung jalan ditempat, bukan ditambah satu langkah.
Shaf dan banjar harus tetap lurus dengan cara melirik ke kanan / kiri.

DUA KALI BELOK KANAN
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Posisi / pergerakan pasukan seperti ketika melakukan belok kanan , hanya saja pasukan melakukan dua kali.
Diam kejalan
Aba-aba: DUA KALI BELOK KANAN MAJU = JALAN
Hit setelah aba-aba ( khusus untuk banjar penjuru )
Hit 1-6 Jalan ditempat
Hit 7 Melangkahkan kaki 1 kali
Hit 8-12 Jalan ditempat
Hit 13 Melangkahkan kaki langsung maju
Shaf berikutnta ditambah 2 (dua) dari rekan didepannya
Banjar kedua melangkah mengikuti arus banjar ke-1, bergerak ½ lingkaran dengan langkah biasa.
Banjar ke-3 juga sama dengan langkah yang diperlebar.

Jalan ke jalan
Aba-aba: DUA KALI BELOK KANAN = JALAN
Hitungannya seperti diatas dikurangi 1 (satu)
Bila aba-aba jatuh dikaki kanan, maka hitungannya seperti pergerakan dari diam kejalan.
Banjar ke-2 dan ke-3 sama dengan diatas.

7. PBB VII
BUKA / TUTUP BARISAN
Terbagi atas dua, PBB baku dan variasi
Dalam PBB baku, buka / tutup barisan pasukan dalam keadaan tidak berjalan, diam dengan bentuk pasukan berbanjar.
Aba-aba: BUKA BARISAN = JALAN
Ketika ada aba-aba diatas, maka banjar ke-1 dan ke-3 bergeser satu langkah kekanan dan kekiri, sedang banjar ke-2 (tengah) diam.
Aba-aba TUTUP BARISAN = JALAN, maka banjar ke -1 dan ke-3 bergeser untuk menutup, banjar tengah diam.
Dalam PBB variasi, buka / tutup barisan pergerakanpasukan dapat dalam keadaan berjalan, yaitu:
-Dari diam ke jalan, aba-abanya BUKA BARISAN MAJU = JALAN.
-Dari jalan ker jalan, aba-abanya BUKA BARISAN = JALAN
-Ketentuan pergeseran ( membuka/menutup ) sama seperti diatas.

8.PBB VIII
HALUAN KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan bershaf
Fungsi haluan adalah merubah arah pasukan tanpa merubah keadaan pasukan
Penjuru sebagai patokan / poros
Pasukan maju sambil jalan ditempat secara perlahan-lahan menempuh arah 90º ke kanan / kiri lengan tidak dilenggang.
Haluan kanan penjurunya adalah banjar paling kanan shaf terdepan. Haluan kiri penjurunya adalah banjar paling kiri shaf terdepan
Pergerakan pasukan harus lurus seperti daun pintu dengan cara melirik barisan (kepala tetap lurus kedepan)
Penjuru bebas untuk menengok kekanan / kiri, bila pergerakannya sydah selesai dan barisan sudah lurus, maka dia berteriak LURUS…!
Perputaran pasukan semakin jauh bila makin menjauhi penjuru
Diam ke diam
-Aba-aba: HALUAN KA / KI = JALAN
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus memberikan aba-aba HENTI = GERAK yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh ditanah.
-Setelah ditambah satu langkah kemudian seluruh pasukan berhenti.
Diam ke jalan
-Aba-aba: HALUAN KA / KI MAJU = JALAN
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus memberikan aba-aba MAJU = JALAN yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.
Jalan ke jalan
-Aba-aba: HALUAN KA / KI MAJU = JALAN
-Aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada waktu kaki ka / ki jatuh ditanah, kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya barisan melakukan gerakan haluan.
-Bila penjuru telah memberi isyarat LURUS maka komandan harus memberikan aba-aba MAJU = JALAN yang diucapkan pada waktu kaki ki / ka jatuh ditanah, pasukan langsung maju langkah biasa.


MELINTANG KANAN / KIRI
Pasukan dalam keadaan berbanjar
Fungsi melintang adalah merubah bentuk pasukan ( dari banjar jadi shaf ) tanpa merubah arah pasukan
Melintang itu seperti membagi dua wilayah dunia, wilayah kiri dan kanan.
Melintang kanan artinya melakukan gerakan PBB didaerah sebelah kanan kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kanan terlebih dahulu lalu haluan kiri.
Melintang kiri artinya melakukan gerakan PBB didaerah sebelah kiri kita, jadi teknis gerakannya adalah melakukan hadap kiri terlebih dahulu lalu haluan kanan.
Aba-aba yang dipakai:
-Diam ke diam: MELINTANG KANAN / KIRI = JALAN
-Diam ke jalan: MELINTANG KANAN / KIRI MAJU = JALAN
-Jalan ke jalan: MELINTANG KANAN / KIRI MAJU = JALAN
-Jalan ke diam: MELINTANG KANAN / KIRI = JALAN
Untuk aturan berhenti ataupun maju setelah penjuru memberikan isyarat LURUS sama dengan aturan pada haluan.

9.PBB IX
ABA-ABA
Adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
Kaidah aba-aba
1.Harus dilafalkan dengan JELAS
2.Harus diucapkan dengan TEGAS
3.Harus diucapkan dengan KERAS
4.Ucapannya harus BERIRAMA ( tidak seenaknya )
5.Ucapannya harus BERJEDA ( ada antara,jarak )
Jenis aba-aba
1.Aba-aba PETUNJUK. Digunakan hanya jika perlu,untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan / pelaksanaan. Contoh: Kepada Pembina Upacara – HORMAT = GERAK, Untuk Perhatian –ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
2.Aba-aba PERINGATAN
Inti peringatan yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh: LENCANG KANAN = GERAK, ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK
3.Aba-aba PELAKSANAAN
Ketegasan mengenai saat untuk melaksakan aba-aba peringatan.
GERAK : Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memaki anggota tubuh lain. Contoh: JALAN DITEMPAT = GERAK, SIAP = GERAK, HORMAT = GERAK
JALAN : Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Contoh: DUA LANGKAH KEDEPAN = JALAN ( apabila dibatasi jaraknya, maka tidak pakai kata maju) , LANGKAH TEGAP MAJU = JALAN ( apabila tidak dibatasi jaraknya, maka pakai kata maju)
MULAI : Untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut. Contoh HITUNG = MULAI, BERSHAF KUMPUL = MULAI
Yang harus diperhatikan dalam memberi aba-aba
1.Waktu memberi aba-aba pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan mengahadap pasukan, kecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
2.Apabila aba-aba berlaku juga bagi sipemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan dan tidak menghadap pasukan.
3.Untuk aba-aba perubahan arah dalam keadaan berjalan memakai kata MAJU, karena ada aba-aba HENTI demikian pula sebaliknya tidak memakai kata MAJU, karena tidak aba-aba HENTI.
4.Aba-aba yang menunjukan arah harus memaki kata penghubung “ KE “. Contoh: 4 LANGKAH KE KA /KI / DEPAN / BELAKANG
5.Apabila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANGI. Contoh LENCANG KANAN – ULANGI – SIAP = GERAK.
6.Pemberian aba-aba petunjukyang dirangkaikan dengan aba-aba peringatan dan pelaksaan, pengucapannya tidak diberi nada.
7.Pemberian aba-aba peringatan wajib diberi nada pada suku kata pertama dan terakhir. Nada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang menurut besar kecilnya pasukan.
8.Aba-aba pelaksanaan senantiasa diucapkan dengan cara yang “dihentakkan”
9.Waktu antara aba-aba peringatan dan aba-aba pelaksanaan diperpanjang sesuai dengan besar kecilnya pasukan dan / atau tingkat pasukan ( konsentrasi perhatian )
10.Dilarang memberikan keterangan-keterangan lain disela-sela aba-aba pelaksanaan.

VARIASI DAN FORMASI
Merupakan kreasi dan inovasi dari tiap-tiap individu dan / atau pasukan.

INGAT...!!!
Kegiatan baris berbaris sesungguhnya mengandung nilai-nilai yang perlu dipelajari dan diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari kita semua. Terutama tentang nilai-nilai kedisiplinan, kebersamaan dan kekompakan, yang semuanya mengarah pada penanaman kesadaran bahwa kita semua harus bisa saling mendukung dan bahu mambahu dalam meraih sebuah harapan, keinginan atau tujuan bersama.
Tanpa adanya sikap-sikap tersebut di dalam setiap anggota barisan, maka akibatnya sangat jelas, yaitu bentuk barisan akan tidak rapi dan kacau. Itulah inti pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kegiatan baris berbaris, yang senantiasa perlu diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Diperlukan sikap disiplin terhadap apapun yang akan dan sedang dilakukan, agar dengan kedisiplinan itu dapat dipupuk dan dikembangkan ketekunan dalam menjalani setiap kegiatan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar